Sabtu, 26 September 2015

King ''KENNY''

Kenny Dalglish





Kenny Dalglish
Kenny Dalglish 2009 Singapore.jpg
Informasi pribadi
Nama lengkap Kenneth Mathieson Dalglish
Tanggal lahir 4 Maret 1951 (umur 64)
Tempat lahir Glasgow, Skotlandia
Tinggi 1.73 m (5 ft 8 in)
Posisi bermain Penyerang
Karier junior
1967–1968 Cumbernauld United
1968–1969 Celtic
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1969–1977 Celtic 204 (112)
1977–1990 Liverpool 355 (118)
Total
559 (230)
Tim nasional
1971–1986 Skotlandia 102 (30)
Kepelatihan
1985–1991 Liverpool
1991–1995 Blackburn Rovers
1997–1998 Newcastle United
2000 Celtic
2011–2012 Liverpool
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik.
Kenneth Mathieson "Kenny" Dalglish MBE (lahir di Dalmarnock, Glasgow, Skotlandia, 4 Maret 1951; umur 64 tahun) adalah seorang manajer dan mantan pemain sepak bola asal Skotlandia. Jabatan terakhir yang ia duduki adalah sebagai manajer Liverpool dari Mei 2011 hingga Mei 2012.
Dalglish memperoleh kesuksesan bersama Celtic pada era 1970an dan bersama klub liga Inggris Liverpool pada tahun 1970an dan 1980an. Dia adalah pemain pertama yang dapat mencetak 100 gol di liga Inggris dan Liga Skotlandia. Pada 8 Januari 2011 dia bekerja sebagai manajer Liverpool sampai akhir musim menggantikan Roy Hodgson. Pada 16 Mei 2012, Dalglish dipecat dari jabatannya sebagai manajer Liverpool.[1]

Referensi

  1. ^ Mike Ingham (16 May 2012). "Kenny Dalglish sacked as Liverpool manager". BBC Sport (British Broadcasting Corporation).

Kamis, 11 Juni 2015

Profil Pemain Bola

Steven Gerrard

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Steven Gerrard MBE

Gerrard bermain untuk Inggris di Piala Eropa 2012.
Informasi pribadi
Nama lengkap Steven George Gerrard
Tanggal lahir 30 Mei 1980 (umur 35)
Tempat lahir Whiston, Merseyside, Inggris
Tinggi 183 m (600 ft 5 in)[1]
Posisi bermain Gelandang
Informasi klub
Klub saat ini Liverpool
Nomor 8
Karier junior
1987–1998 Liverpool
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1998–2015 Liverpool 700 (133)
Tim nasional
1999–2000 Inggris U-21 4 (1)
2000–2014 Inggris 114 (21)
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 13:30, 19 Oktober 2014 (UTC).
Steven George Gerrard MBE (lahir di Whiston, Inggris, 30 Mei 1980; umur 35 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Inggris. Dia telah memainkan sebagian besar kariernya di posisi pusat lini tengah, tetapi ia juga pernah diposisikan sebagai second striker, gelandang bertahan, bek kanan dan pemain sayap kanan.[2][3]
Gerrard, yang telah menghabiskan seluruh kariernya di Anfield, membuat debut pada tahun 1998 dan mendapat tempat permanen di tim utama pada tahun 2000, menggantikan Sami Hyypiä sebagai kapten tim pada tahun 2003. Prestasinya bagi klub meliputi dua Piala FA, tiga Piala Liga, dua Community Shields, satu Liga Champions, satu Piala UEFA, dan dua Piala Super.
Gerrard membuat debut internasional pada tahun 2000, dan sejak itu mewakili Inggris di Kejuaraan Eropa pada tahun 2000 dan 2004, serta Piala Dunia 2006 -di mana ia adalah pencetak gol terbanyak tim dengan dua gol- dan Piala Dunia 2010, di mana ia pertama kali menjadi kapten negaranya setelah absennya kapten reguler Rio Ferdinand dalam turnamen karena cedera.[4] Dia menjadi kapten Inggris yang permanen sesaat sebelum Kejuaraan Eropa 2012,[5] di mana ia diangkat dalam Tim UEFA dari Turnamen [6]. Ia menjadi pemain keenam yang memenangkan 100 caps untuk Inggris pada tahun 2012,[7] dan saat ini ada di peringkat ketiga di negara itu.
Gerrard telah digambarkan sebagai "salah satu gelandang Inggris terbesar dalam sejarah, seorang pemimpin sejati, dan seorang pelari tak kenal lelah dengan visi yang luar biasa ... dengan tembakan dari jarak jauh yang ditakuti di seluruh dunia dan pencetak gol produktif untuk seorang gelandang."[8] Gerrard datang sebagai pemain kedua setelah Kenny Dalglish di "100 Players Who Shook The Kop", dalam jajak pendapat penggemar Liverpool, dan datang pertama kali pada tahun 2013.[9][10] Zinedine Zidane mengatakan pada tahun 2009 bahwa ia menganggap Gerrard menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia.[11] Pada tahun 2005, Gerrard dihormati sebagai UEFA Club Player of the Year dan memenangkan Ballon d'Or Bronze Award. Ia juga telah ditunjuk untuk menjadi PFA Team of the Year tujuh kali, UEFA Team of the Year dan FIFA World XI sebanyak tiga kali, dan menjadi PFA Players of the Year pada tahun 2006 dan FWA Footballer of the Year pada tahun 2009. Dia sampai saat ini adalah satu-satunya pesepakbola yang pernah mencetak gol di Final Piala FA, Final Piala Liga, Final Piala UEFA dan Final Liga Champions.[12]

Kehidupan awal

Gerrard mulai bermain bersama tim lokal, Whiston Juniors. Dia mendapat perhatian dari pencari bakat Liverpool dan bergabung dengan akademi junior The Reds saat usianya 9 tahun.[13] Dia hanya bermain dalam beberapa pertandingan, karena perkembangannya yang lambat membuat dia hanya bermain dalam 20 pertandingan saat berusia 14 hingga 16.[butuh rujukan] Diusia 14, Gerrard memperoleh kesempatan bertanding dengan beberapa klub, termasuk Manchester United. Dalam autobiografinya, dia mengatakan "untuk menekan Liverpool agar memberi saya YTS kontrak." selama masa tersebut dia sempat mengalami kecelakaan yang disebabkan garpu taman yang berkarat yang dapat menyebabkan dia kehilangan jari kakinya.[14] Gerrard menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Liverpool pada 5 November 1997.[14]

Karier Liverpool

Awal mula

Gerrard membuat debutnya bersama tim utama Liverpool pada 29 November 1998 di babak kedua menggantikan Vegard Heggem saat berhadapan dengan Blackburn Rovers, dan penampilan pertamanya sebagai starter terjadi dalam Piala UEFA melawan Celta Vigo.[15] Sebagai penganti dari Jamie Redknapp yang cedera, Gerrard bermain dalam 13 pertandingan untuk Liverpool pada musim tersebut.[13]
Pada musim 1999-2000 manajer Gérard Houllier menempatkan Gerrard berpasangan dengan Jamie Redknapp sebagai gelandang tengah. Setelah menjadi starter dalam 6 pertandingan awal, Gerrard diturunkan ke dalam bangku cadangan saat derby lokal melawant Everton.[14] Gerrard menggantikan Robbie Fowler pada menit ke 66 namun kemudian dikeluarkan setelah menerima kartu merah pertama dalam kariernya karena pelanggaran terhadap pemain Everton Kevin Campbell di menit ke 90.[16] Di musim tersebut, Gerrard mencetak gol pertamanya untuk tim senior saat menang 4–1 atas Sheffield Wednesday.[13]
Tulang belakangnya sering mengalami masalah. Pada saat itu, banyak wartawan mengabarkan rumor, sehingga fans sempat menduga bahwa mereka tidak akan pernah melihat Gerrard menyelesaikan kompetisi. Namun, manajer Gerard Houllier segera mengambil langkah yang berguna serta membayar spesialis untuk mengatasi masalahnya.list help. Setelah bekonsultasi dengan konsultan olah raga (kesehatan) Hans-Wilhelm Müller-Wohlfarth,[14] didiagnosisi bahwa masalah Gerrard disebabkan oleh pertumbuhan yang telalu cepat pada tulang belakangnya.[14] Setelah menjalani perawatan dan Liverpool F.C. memastikan bahwa masalah ini tidak akan muncul kembali. Namun kemudian Gerrard mengalami masalah di selangkangannya, dan membutuhkan empat kali operasi untuk mengatasi masalah ini.[14] Kemudian dia pergi ke seorang spesialis asal Perancis untuk mengatasi masalah dengan cederanya, yang diakibatkan pertumbuhan yang terlalu cepat dan terlalu sering bermain bola saat kecil.[17]

Perjuangan dan ketidakpastian

Di musim "treble" 2001, Gerrard meningkat menjadi pemain yang berpengaruh di tim Liverpool dimana dia menjadi semakin matang dan permasalah dan dengan cederanya semakin berkurang. Dia menjadi bagian penting saat Liverpool bertanding dalam musim kompetisi 2001-2002 dimana dalam klansemen akhir, Liverpool menempati peringkat kedua dengan raihan nilai terbanyak dalam satu dekade terakhir. Selama musim tersebut, Houllier mengalami masalah dengan kesehatan jantung yang mengharuskannya untuk menjalani operasi. Pada saat Liverpool diprediksi untuk kembali berkibar dalam pesepakbolaan Inggris, namun setelah Houllier sakit, Liverpool mengalami kemerosotan. Penampilan tim kembali meningkat setelah Gerrard dan Michael Owen menjadi bintang yang menjadi inspirator untuk meraih kemenangan.

Gelar

Bersama Liverpool

Profil Pemain Bola

Adam Lallana 

 



Informasi pribadi
Nama lengkap Adam David Lallana[1]
Tanggal lahir 10 Mei 1988 (umur 27)
Tempat lahir St Albans, Inggris
Tinggi ft 7 in (1.7 m)
Posisi bermain Gelandang serang
Informasi klub
Klub saat ini Liverpool
Nomor 20
Karier junior

Bournemouth
2000–2006 Southampton
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
2006–2014 Southampton 235 (48)
2007 Bournemouth (pinjaman) 3 (0)
2014– Liverpool 0 (0)
Tim nasional
2006 Inggris U-18 1 (1)
2006 Inggris U-19 1 (0)
2008 Inggris U-21 1 (0)
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 10:06, 1 Juli 2014 (UTC).

‡ Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 19:51, 24 Juni 2014 (UTC)
Adam David Lallana (lahir di St Albans, 10 Mei 1988; umur 27 tahun) adalah seorang pemain sepak bola berkewarganegaraan Inggris yang bermain untuk klub Liverpool biasa bermain pada posisi gelandang serang.
Lallana memulai karier juniornya di klub Southampton, kemudian memulai karier seniornya di klub tersebut. Sempat dipinjamkan ke Bournemouth selama satu bulan,[2] Lallana masih bertahan di Southampton sejak junior hingga kini ia membela Liverpool.[3]

Rabu, 10 Juni 2015

LIVERPOOL FC

Liverpool Football Club /ˈlɪvərpl/ (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola asal Inggris yang berbasis di Kota Liverpool. Saat ini Liverpool adalah peserta Liga Utama Inggris.
Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions UEFA (dulu Piala Champions) dan merupakan klub dengan pemegang gelar juara Liga Champions UEFA terbanyak di Inggris dan ketiga di Eropa bersama FC Bayern München, setelah Real Madrid dan AC Milan[3]. Selain itu Liverpool juga pemegang masing-masing 3 gelar juara Liga Eropa UEFA[4] dan Piala Super UEFA[5].
Di kompetisi domestik, Liverpool adalah klub dengan 18 gelar juara Liga Inggris, 7 Piala FA, serta 7 kali juara Piala Liga.
Liverpool didirikan pada tahun 1892 dan bergabung dengan Football League pada tahun berikutnya. Klub ini telah bermain di Stadion Anfield sejak pembentukannya yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Periode paling sukses dalam sejarah Liverpool adalah pada tahun 1970-an dan 1980-an ketika Bill Shankly dan Bob Paisley memimpin klub dengan sebelas gelar liga dan tujuh piala Eropa.
Liverpool memiliki sejarah persaingan yang panjang dengan klub tetangganya Everton dan juga dengan Manchester United. Persaingan dengan klub sekota terkenal dengan nama Derby Merseyside. Liverpool dikenal memiliki seporter yang sangat fanatik, yang berada di seluruh dunia. Mereka dijuluki The Kop. Lagu kebangsaan Liverpool adalah "You'll Never Walk Alone".


Sejarah

Masa awal dan pembentukan

Hitam dan putih foto seorang pria.
John Houlding, pendiri Liverpool F.C.
Liverpool didirikan pada tanggal 15 Maret 1892[6] sebagai akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Houlding sebagai Presiden Klub yang juga pemilik stadion Anfield. Sebelumnya pada tahun 1891 John Houlding, sebagai penyewa dari Stadion Anfield, membeli tanah tersebut secara langsung dan mengusulkan meningkatkan harga sewa dari £ 100 sampai £ 250 per tahun[7]. Everton, yang telah bermain di Anfield selama tujuh tahun, menolaknya dan terjadi perseteruan.
Liverpool tahun 1892-93
Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool sampai sekarang[8].
Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menolak mengakui ada dua tim bernama Everton[9]. Pada bulan Juni 1892, John Houlding akhirnya memilih nama Liverpool F.C. sebagai nama baru, dan Liverpool menjelma menjadi kekuatan serius di kompetisi sepak bola Inggris.
Mengawali debutnya sebagai klub sepak bola profesional Liverpool bermain di Liga Lancashire dan berhasil menjadi juara sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris (sekarang bernama Football League Championship) pada musim 1893-94. Pada musim pertamanya di Divisi II, Liverpool langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I (sekarang bernama Liga Primer Inggris). Liverpool tidak menunggu lama untuk menjadi juara liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (1900-01), Liverpool sukses menjuarai Divisi I dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian[10].

Masa perkembangan

Final Piala FA pertama dilakukan pada tahun 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah itu Liverpool berhasil meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921-22 dan 1922-23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946-47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5[11]. Setelah berada di Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953-54[12].
Beberapa saat setelah Liverpool dikalahkan oleh Worcester City, klub di luar Football League pada Piala FA musim 1958-59, Bill Shankly ditunjuk sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari.
Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett[13] mulai membangun kekuatan Liverpool yang membuat iri tim lain. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi kembali ke Divisi I pada musim 1961-62 dan menjadi juara liga pada musim 1963-64.

Masa kejayaan

Patung mantan manajer Bill Shankly, di luar Stadion Anfield
Liverpool meraih era terbaiknya saat dibawah manajer Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya berada di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)

Era Bill Shankly

Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai liga pada musim 1965-66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara liga dan Piala UEFA pada musim kompetisi 1972-73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar Piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar Piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun.
Pemain dan Liverpudlian (julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC yang berasal dari kota Liverpool, sedangkan penggemar dari luar kota Liverpool disebut Kopites) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974[14] dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.

Era Bob Paisley

Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, ia memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champions, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut[15].
Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.

Era Joe Fagan

Paisley pensiun pada tahun 1983 dan digantikan oleh asistennya Joe Fagan[16]. Sebagai penerus Bob Paisley, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, di musim pertamanya berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga Inggris, juara Piala Liga dan juara Piala Champions. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepak bola pertama di Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi[17].
Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di Stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel.
3 tablet burgundy dengan emas terukir tulisan. Di bawah tablet bunga.
Peringatan hillsborough, yang diukir dengan nama-nama 96 orang yang tewas dalam Bencana Hillsborough.
Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish[18] yang ditunjuk sebagai manajer-pemain. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.

Era Kenny Dalglish

Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985-86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu.
Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forest F.C. tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion[19]. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun[20].
Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepak bola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan[21]. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri.
Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 ia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepak bola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris.
Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness[22] sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.

Masa liga primer

Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool FC. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun.
Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai Tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994, Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga Inggris dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994-95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga Inggris dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu pass and move. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut Spice Boys.
Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998-99 Liverpool FC menarik pelatih asal Perancis, Gérard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai joint manager. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard.
Pada tahun 2001, musim ke-2 Houllier sebagai manajer tunggal, Liverpool memenangi "Treble" yaitu : Piala FA, Piala Liga and Liga Eropa UEFA .[23] Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris, Piala FA, Piala UEFA, Community Shield dan Piala Super UEFA.
Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Utama Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993-94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions UEFA. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004, Gérard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.

Era Rafael Benitez

Rafael Benitez datang ke Liverpool setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool menjuarai Liga Champions UEFA 2004-05 untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool berhasil mengalahkan A.C. Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama[24]. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimír Šmicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool, Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko.
Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskwa dengan skor 3-1.
Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, Manchester United 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United[25] dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match.
Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA.
Setelah memenangi Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhenti pada tanggal 3 Juni 2010[26] dan digantikan oleh manajer Fulham yaitu Roy Hodgson[27].
Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett dan Tom Hicks[28] dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry[29].

Era Roy Hodgson

Pada tanggal 1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010-11 dengan sangat buruk.
Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim[30].

Kembalinya sang raja

Tepat tanggal 8 Januari 2011 Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.
Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suárez dari Ajax Amsterdam dan Andy Carroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti: Martin Kelly, Jay Spearing, dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool.
Setelah mengakhir liga di posisi ke-8 pada musim 2011-12, posisi terburuk di liga selama 18 tahun terakhir,[31] Dalglish diberhentikan sebagai manajer Liverpool.[32] Dalglish digantikan oleh manajer Swansea City yaitu Brendan Rodgers.[33]

Tragedi

Klub ini juga terlibat dalam dua tragedi besar dalam sepak bola Eropa, yaitu dalam Tragedi Heysel pada 1985 dan Tragedi Hillsborough pada 1989. Tragedi Heysel mengakibatkan klub-klub dari Inggris dilarang tampil di ajang kejuaraan Eropa selama 5 tahun.

Lambang

Warna kostum Liverpool (1892–1896)[34]
Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955-56 dimana gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.
Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird' kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates' dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird' dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.
Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi Hillsborough.[35] Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour' seperti sekarang ini.

Pemasok kostum dan sponsor

Periode Pemasok Sponsor
1973–1979 Umbro.svg
Umbro
Ninguno
1979–1982 Hitachi
1982–1985 Crown Paints
1985–1988 Adidas Logo.svg
Adidas
1988–1992 Candy
1992–1996 Carlsberg
1996–2006 Reebok's logo
Reebok
2006–2010 Adidas Logo.svg
Adidas
2010-2012 Standard Chartered
2012- Warrior Sports Logo.png
Warrior Sports